RAYAP

Salah satu serangga yang populer di masyarakat adalah rayap. Menjadi terkenal karena menimbulkan kerusakan pada bangunan dan benda-benda seperti lemari, meja, kursi, lukisan, karpet, buku-buku, bahkan pakaian. Kerusakan yang ditimbulkan mulai dari skala ringan hingga berat yaitu sampai terancam robohnya suatu bangunan atau rusaknya benda-benda seni yang bernilai sangat mahal.

Upaya mengendalikan serangan rayap diperlukan pengenalan dan pengetahuan yang baik terhadap serangga ini sehingga saat menjelaskan ke kalangan awam atau menjawab berbagai pertanyaan seputar rayap dan pengendaliannya, kita dapat memberikan penjelasan ataupun jawaban yang tepat.

Pengendalian rayap secara pengumpanan

Memanfaatkan perilaku rayap (tropallaxis dan foraging).

Teknik pengendalian chemical barrier masih memiliki kelemahan dengan adanya keluhan (complain) munculnya rayap pada bangunan yang sudah ditreatment. Untuk mengatasi hal tersebut maka diupayakan teknik lain, yaitu  teknik pengendalian baiting system. Teknik ini tergolong baru dan dipasarkan mulai tahun 1995 di Amerika Serikat.

Prinsip dari teknik ini adalah  menaruh umpan yang sudah diberi bahan kimia agar dimakan oleh rayap. Bahan kimia akan bereaksi setelah rayap memakannya dapat berupa gangguan pertumbuhan (Insect Growth Inhibitor) yang menyebabkan kematian rayap atau kematian rayap langsung (Slow Action Insecticide).

TIKUS

Tikus merupakan hewan mengerat (Rodensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang di gudang, dan hewan penganggu yang menjijikkan diperumahan. Terdiri dari 28 keluarga, 468 jenis, 2.052 spesies dan merupakan hewan terbesar dalam kelas mamalia. Tikus juga dikenal sebagai sumber penular dari beberapa penyakit.

Tikus memiliki struktur tubuh yang sangat efektif, cepat berkembang biak, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai jenis habitat dan cuaca, serta cerdik mengambil kesempatan untuk mencari makan, mengerat dan memilih sarang atau tempat tinggal.

Tikus bersifat neophilic yaitu tertarik dan menyelidik sesuatu yang baru, sumber makanan baru, sarang baru serta bersifat neophobic yaitu sangat berhati-hati dengan segala sesuatu yang baru ditemukan. Tikus got dan tikus atap cenderung lebih neophobic bila dibanding dengan mencit (tikus rumah / nying nying).

PENGENDALIAN TIKUS

  1. Non-chemical control
    • Sanitasi – mereduksi makanan dan shelter sekecil mungkin.
    • Rodent proofing – mengubah struktur bangunan sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam bangunan.
    • Trapping – menggunakan perangkap atau lem untuk menangkap tikus.
    • Glueboards

Trapping dapat digunakan untuk  :

Area dimana tikus yang mati tidak bisa ditolerir.

Area dimana penggunakan chemical tidak diperkenankan.

Untuk membersihkan tikus yang masih tersisa akibat ”bait shyness” sesudah program bait.

2. Chemical Control

Melibatkan berbagai chemical dan tekknik seperti  :

  • Baiting
  • Menggunakan tracking powders (radun dust) dan gel.
  • Menggunakan fumigant (gas beracun)