Tikus merupakan hewan mengerat (Rodensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang di gudang, dan hewan penganggu yang menjijikkan diperumahan. Terdiri dari 28 keluarga, 468 jenis, 2.052 spesies dan merupakan hewan terbesar dalam kelas mamalia. Tikus juga dikenal sebagai sumber penular dari beberapa penyakit.
Tikus memiliki struktur tubuh yang sangat efektif, cepat berkembang biak, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai jenis habitat dan cuaca, serta cerdik mengambil kesempatan untuk mencari makan, mengerat dan memilih sarang atau tempat tinggal.
Tikus bersifat neophilic yaitu tertarik dan menyelidik sesuatu yang baru, sumber makanan baru, sarang baru serta bersifat neophobic yaitu sangat berhati-hati dengan segala sesuatu yang baru ditemukan. Tikus got dan tikus atap cenderung lebih neophobic bila dibanding dengan mencit (tikus rumah / nying nying).
PENGENDALIAN TIKUS
- Non-chemical control
- Sanitasi – mereduksi makanan dan shelter sekecil mungkin.
- Rodent proofing – mengubah struktur bangunan sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam bangunan.
- Trapping – menggunakan perangkap atau lem untuk menangkap tikus.
- Glueboards
Trapping dapat digunakan untuk :
Area dimana tikus yang mati tidak bisa ditolerir.
Area dimana penggunakan chemical tidak diperkenankan.
Untuk membersihkan tikus yang masih tersisa akibat ”bait shyness” sesudah program bait.
2. Chemical Control
Melibatkan berbagai chemical dan tekknik seperti :
- Baiting
- Menggunakan tracking powders (radun dust) dan gel.
- Menggunakan fumigant (gas beracun)